Masyarakat Nias Minta Polisi Usut Kasus Penganiayaan

ilustrasi-penganiayaan.jpg
(INTERNET)

 

RIAUONLINE, PEKANBARU – Masyarakat Nias yang tergabung dalam Organisasi Nias Utara Riau (ONUR) menggelar unjuk rasa di depan Mapolda Riau, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Dimulai dari samping Gedung Pustaka Wilayah Soeman HS, mereka berjalan menuju Mapolda Riau dengan diiringi lagu daerah Nias dengan penuh semangat. Aksi puluhan warga Nias tersebut berhasil menarik perhatian warga para pengguna jalan.



Mereka berunjuk rasa bermula dari dilaporkannya pasangan suami istri berinisial Aw dan Dn karena dianggap telah menganiaya EZ, pembantu Aw. EZ merupakan warga Nias yang dipaksa oleh Aw untuk melakukan hubungan badan, namun EZ menolak. Akibatnya ia dianiaya oleh Aw. Menurut laporan EZ, Aw dan Dn, kerap kali menyiksa EZ selama bekerja.


Karenanya, YG, suami Erni melaporkan keduanya ke Polsek Bukit Raya. Namun mereka akhirnya dilepaskan. Lalu pihak keluarga melaporkan hal tersebut kepada Polresta Pekanbaru, tetapi tak ada penindakan dari kepolisian. Massa aksi menduga bahwa kepolisian, baik dari Polsek Bukit Raya dan Polresta Pekanbaru telah berkomplot dengan Aw sehingga mereka bisa bebas dan tak pernah diproses walaupun sudah dilaporkan.



Liyus Gulo dalam orasinya menyampaikan, kepolisian hari ini masih belum bisa membela orang kecil yang jelas-jelas terniaya. Kepolisan dinilai masih tumpul ke atas dalam menegakkan hukum. “Kita yakin bahwa Polses Bukit Raya dan Polresta Pekanbaru telah bermain mata dengan Aw sehingga Aw dan Dn, hingga sekarang masih bisa menghirup udara bebas tanpa ditahan. Kita khawatir jika kepolisian tetap seperti ini, maka tak ada lagi masyarakat yang mau menghormati kepolisian,” teriaknya dengan penuh kemarahan di hadapan para polisi yang berjaga di depan pintu gerbang Polda Riau yang ditutup.


Kedatangan mereka ke Mapolda Riau ingin menuntut Kapolda Riau untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan dan menahan Aw serta Dn atas tindakan penganiayaan yang mereka lakukan kepada Erni. Selain itu mereka juga menuntut untuk mencopot jabatan Kapolsek Bukit Raya dan Kapolresta Pekanbaru karena tidak menindak laporan yang diterima.


Aksi yang dilakukan pada Kamis (3/9/2015) pagi tersebut juga diikuti oleh dua anak perempuan serta beberapa ibu-ibu warga Nias yang membawa karton. Dalam kondisi Pekanbaru berkabut asap, tampak tak ada seorang pun di antara mereka yang memakai masker.