Sedan Jerman Setia Dampingi Sultan Siak Keliling Sumatera

Sultan-Syarif-Kasim-II-dan-Permaisuri1.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINETahukah Anda pembaca setia kami, Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura, Sultan Syarif Kasim II, ternyata memiliki mobil sedan canggih di masanya buatan Jerman.

 

Mobil keluaran Bavarian ini melengkapi koleksi barang-barang mewah lainnya milik sultan keturunan Arab itu selain jam komet juga buatan Jerman serta kapal canggih uap berbahan bakar batubara, Kapal Kato. 

 

Berdasarkan buku Ketika Burung itu Terbang karya Nathan Porath, disebutkan sedan Jerman itu dipakai Sultan Syarif Kasim II pada tahun 1930. Sedan tersebut menjadi kawan setia Sultan terakhir kesultanan Siak Sri Indrapura itu mengeliling Pulau Sumatera. 

 

(Baca Juga: Pernikahan Bayu Kumbara dan Jennifer Jadi Sorotan Netizen

 

"Sultan Syarif Kasim terkenal karena memliki satu unit sedan Jerman yang dikendarainya ke seluruh Sumatera untuk menghadiri pertemuan-pertemuan politik," tulis Nathan Porath dikutip RIAUONLINE.CO.ID dalam bukunya tersebut. 

 

Sultan Syarif Kasim II dan Permaisuri

 


Mengenai sedan Jerman ini, Nathan mengutipnya langsung dari hasil penelitian dilakukan TG Ruiters dalam bukunya diterbitkan pada 1997 berjudul Dutch and Indigeneous Images in The Colonial North Sumatera. 

 

Nathan Porath sendiri merupakan ilmuwan Antropolog dari Universitas Aberdeen, Inggris. Ia meneliti kehidupan warga Suku Sakai di Mandau bertahun-tahun. 

 

(Klik Juga: Bayu Bertemu Jennifer Lantan Sering Berselancar

 

Masih dalam buku tersebut, juga disebutkan, Sultan Syarif Kasim II bersama-sama dengan raja-raja dan sultan-sultan di Sumatera, 16 Juni 1938, memperbaharui perjanjian politik mereka dengan Kolonial Belanda. 

 

Sultan-sultan Sumatera menghadiri pertemuan dengan mengendarai mobil. "Sultan Syarif Kassim mendapatkan tempat duduk terhormat di sebelah kanan Residen Belanda. Ia yang pertama menyatakan kesetiaan takj bergeming Kerajaan Melayu kepada Kerajaan Belanda," tulis Nathan dengan menyandarkan sumbernya dari Ruiters.

 

Namun, akhirnya saat Soekarno-Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II secara terbuka menyatakan dukungannya kepada perjuangan tersebut. 

(Baca Juga: Inilah Surat Perjanjian Cinta Ala Mahasiswa Pekanbaru

 

Ia langsung ketika itu mendermakan uang dalam jumlah sangat banyak ketika itu, Rp 20 ribu untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sultan Syarif Kasim II menyadari, kesultanan-kesultanan merupakan peninggalan masa lalu. 

 

"Dalam sebuah pertemuan di Medan, Sultan Syarif Kasim II datang dengan mengendarai mobil kesayangannya. Ia disanjung oleh perwakilan Indonesia sebagai seorang "Sultan Republikan"," tulis Nathan. 

 

Tak lama kemudian, menyadari superioritas negara yang baru saja berdiri, Sultan Syarif Kasim II mengundurkan diri. Dengan pengunduran diri tersebur, maka berakhirlah dinasti kerajaan yang telah dibangun susah payah oleh Raja Kecik pada 1724. Siak dan wilayah di bawah naungannya kemudian menjadi bagian Indonesia. 

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline