Sadisnya Militer Myanmar, Wanita Rohingya Disiksa dan Diperkosa Beramai-ramai

Etnis-Rohingya.jpg
(Internet)

RIAUONLINE, JENEWA - Penyelidik PBB mengatakan tingkat kekejaman yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap minoritas Rohingnya "sulit dimengerti".

Mereka menyatakan aksi militer tersebut sudah masuk dalam empat dari lima kategori tindakan genosida.

Dalam sebuah laporan setebal 444 halaman yang dirilis pada hari Selasa 18 September 2018, mereka menggambarkan kampanye penjarahan, pemerkosaan dan pembunuhan terhadap warga Rohingya oleh pasukan bersenjata Myanmar sebagai kebrutalan ekstrem.

Marzuki Darusman, ketua dari misi pencari fakta independen PBB di Myanmar, mengatakan laporan itu telah menarik kesimpulan berdasarkan fakta yang tidak pernah dia duga.

"Tindakan-tindakan Tatmadaw (militer Myanmar) dan pasukan keamanan lainnya jatuh dalam empat dari lima kategori tindakan genosida, menggambarkan kejahatan itu secara konsisten dan tidak proporsional terhadap ancaman keamanan yang sebenarnya," kata Marzuki dalam pidatonya.

Laporan penyelidik PBB secara khusus menyoroti serangan militer di Desa Tula Toli, atau Min Gyi, di mana tentara menembak orang-orang desa yang melarikan diri dari tepi sungai, kemudian menangkap mereka yang melarikan diri sesuai dengan jenis kelamin mereka.

Menurut laporan itu, para pria Rohingya dibunuh, sedangkan anak-anak ditembak atau dibuang ke sungai atau pun dilempar ke api.


Para perempuan dan gadis Rohingya juga dibawa ke rumah-rumah, dimana mereka dipukuli dan diperkosa dengan kejam. Beberapa dari mereka ada yang ditikam dan dibunuh di dekat anak-anak mereka yang masih kecil.

Sekitar 80% insiden perkosaan yang ditemukan oleh tim penyelidik termasuk perkosaan beramai-ramai. Delapan puluh dua persen dari kasus-kasus perkosaan beramai-ramai tersebut, pelakunya adalah tentara Myanmar.

"Ini terjadi setidaknya di 10 desa antara 25 Agustus hingga pertengahan September 2017." Perempuan dan gadis Rohingya diperkosa, kadang dengan pelaku hingga 10 tentara.

Tim penyelidik PBB mengatakan pemerkosaan terhadap perempuan-perempuan Rohingya dilakukan secara brutal, sering diikuti dengan penyiksaan, baik fisik dan mental.

PBB memperkirakan sekitar 750 orang tewas dalam serangan itu, dalam apa yang mereka sebut sebagai serangan yang direncanakan dengan baik dan disengaja terhadap para penduduk sipil tertentu."

Tulisan ini sudah tayang di Sindonews.com dengan judul "PBB: Kekejaman Militer Myanmar terhadap Rohingya Sulit Dimengerti"

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id