Data Pengguna Facebook Juga Digunakan untuk Pilpres Obama?

Obama1.jpg
(SCOTT OLSON/GETTY IMAGE)

RIAU ONLINE - Pendiri situs Wikileaks, Julian Assange mengungkap kabar mengejutkan terkait pemerintahan Amerika Serikat.

Lewat akun Twitter-nya, pemilik situs yang kerap membocorkan informasi pemerintahan itu menuding tim kampanye Barack Obama menggunakan taktik yang mirip dengan Cambridge Analytica untuk kepentingan kampanye politik.

Assange menyindir bagaimana dulu media memuji taktik Obama, namun kini mengkritik tim Trump yang diduga melakukan yang sama bersama Cambridge Analytica.

Ternyata, cuitan Assange bukanlah omong kosong. Dilansir dari Liputan6.com, laporan Forbes, Senin, 26 Maret 2018, menyebutkan bahwa dulu tim kampanye Obama turut memanen informasi-informasi pengguna Facebook, dan bahkan lampu hijau diberikan oleh Facebook.

Saat itu, tim Obama meminta pendukungnya untuk login ke sebuah laman menggunakan akun Facebook, dan setelahnya maka data-data sang pendukung dapat dipanen oleh tim kampanye Obama, termasuk informasi tentang jaringan pertemanan pengguna. Persis seperti cara memanen data-data oleh Cambridge Analytica.

Baca Juga Ini Sosok di Balik Kebocoran Data Pengguna Facebook

"Facebook terkejut karena kami dapat menyedot seluruh grafik sosial, tapi mereka tidak menghentikan kami meski sadar apa yang kami lakukan," ucap Carol Davidsen, mantan anggota analisa media di bawah tim Obama.

Wanita itu mengatakan Facebook memberikan izin karena mereka berpihak kepada Obama. Ia juga memberikan justifikasi bahwa mereka sudah bermain sesuai aturan.

Cambridge Analytica mengaku mengumpulkan data untuk alasan akademis, sedangkan tim Obama memang mencari pendukung Barack Obama untuk dikumpulkan informasinya.

Tetapi, Forbes menjelaskan bahwa meski ada perbedaan tipis antara metode tim Barack Obama dan Cambridge Analytica. Lantas, efeknya tetap serupa, yakni informasi milik teman-teman si pendukung Barack Obama juga akan terserap tanpa disadari.


Kasus Facebook dan Cambridge Analytica pertama kali dikuak oleh Christoper Wylie pada Minggu, 18 Maret 2018, melalui media The Guardian asal Inggris.

The Guardian menampilkan Wylie sebagai seorang 'pahlawan' whistleblower (pembocor rahasia) Cambridge Analytica yang "mencuri" data pengguna Facebook lewat sebuah aplikasi kuis.

Klik Juga Zuckerberg Akui Kesalahan Facebook Saat Lindungi Data Pengguna

Bila pengguna yang login di kuis tersebut, maka data di Facebook mereka serta jaringan pertemanannya dapat dipanen oleh pihak Cambridge Analytica.

Diduga data-data itu dipakai untuk kepentingan politik, salah satunya dalam kampanye Donald Trump.

Ternyata, pada 2012 The Guardian terkagum-kagum pada tim kampanye Obama yang memanen data dari pengguna Facebook untuk kepentingan politik.

The Guardian menuliskan hal itu pada artikelnya berjudul Obama, Facebook and the power of friendship: the 2012 data election (Obama, Facebook dan kekuatan persahabatan: pemilu data 2012).

Pada saat itu, pendukung aktif Obama diminta untuk login ke sebuah situs dengan akun Facebook mereka, hasilnya akan mirip dengan yang dilakukan Cambridge Analytica.

"Secara sadar atau tidak, individual yang melakukannya akan mengirim semua informasi yang mereka setor secara publik di halaman Facebook mereka: lokasi rumah, tanggal lahir, ketertarikan, dan yang terpenting jaringan pertemanan mereka, langsung ke database pusat Obama," tulis The Guardian.

Lihat Juga Inggris dan AS Selidiki Facebook, Ada Apa?

"Bila kamu login dengan Facebook, sekarang kampanye memiliki koneksi ke semua hubunganmu," ucap salah satu anggota kampanye digital yang bekerja untuk Obama.

Sekarang, The Guardian sudah berbalik menyerang Facebook atas apa yang telah terjadi, dan berharap Partai Demokrat di Amerika Serikat (AS) segera menegakkan hukum agar hal ini tidak kembali terjadi.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id