ISIS Gunakan Perempuan Muda sebagai Martir Bom Bunuh Diri

ILUSTRASI-ISIS.jpg
(CNN INDONESIA/REUTERS)

RIAU ONLINE - Kelompok militan mengatasnamakan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) menggunakan remaja perempuan sebagai martir untuk bom bunuh diri. 

Ada dua pengebom perempuan yang menyerang tentara pemerintah, Selasa, 43 Juli 2017, sementara tujuh perempuan lainnya juga berencana menyerang tentara, berhasil dicegah, ungkap Kantor berita AP.

Untuk mencegah serangan serupa, dilansir dari BBC Indonesia, militer Irak kini meminta para perempuan hendak meninggalkan Mosul untuk membuka burka (Cadar) sebelum mendekati tentara untuk diperiksa. Laki-laki diminta membuka baju mereka.

Baca Juga: Siapakah Abu Bakr Al-Baghdadi, Pria Yang Memimpin ISIS?

PBB menyebut ISIS kemungkinan menyandera lebih 100 ribu orang di Mosul sebagai perisai manusia. ISIS mulai menguasai Mosul sejak Juni 2014 silam. 

Militer Irak menyatakan tidak lebih dari 300 milisi ini tersisa di Mosul, dibandingkan hampir 6.000 orang pada Oktober lalu. Brigadir Jenderal Yahya Rasool kepada stasiun televisi Irak menyebut "kemenangan sudah dekat", sementara seseorang jenderal lain menyatakan "pertempuran akan berakhir dalam lima hari hingga seminggu."


Sebelumnya diberitakan baku tembak tanpa henti dan penggunaan pengebom bunuh diri terus meningkat di Mosul ketika tentara Irak berupaya mengambil alih kembali kota itu dari kelompok militan yang menyebut diri mereka Negara Islam atau ISIS.

Bagian terakhir kota tua itu masih dikuasai ISIS, dihantam serangan udara dan tembakan dari tank. Pimpinan tentara lokal menyebut akan mengambil alih seluruh Mosul dalam waktu dekat.

Meskipun begitu, tentara pemerintah Irak agak kewalahan karena meningkatnya serangan bom bunuh diri, termasuk yang dilakukan perempuan, di fase terakhir pertempuran itu.

Pertempuran besar melawan ISIS di Mosul dimulai Oktober 2016 silam. Ribuan pasukan Irak, tentara Peshmerga Kurdi, orang-orang dari berbagai suku Arab, baik yang Sunni maupun Syiah, dibantu oleh pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat, ikut terlibat dalam operasi ini.

Pemerintah Irak sudah mengumumkan "pembebasan" wilayah timur Mosul pada Januari 2017. Namun bagian barat Mosul yang dipenuhi gang sempit dan jalanan yang berliku, ternyata lebih sulit diambil alih.

Klik Juga: Mantan Pejuang ISIS: 4 Bulan Saya Hidup Di Neraka

"Pertempuran dari hari ke hari semakin berat karena kondisi fisik dari kota tua ini," ungkap Jenderal Abdulghani al-Assadi, komandan dari Tentara Kontra Terorisme Irak kepada kantor berita AFB.

Dia menambahkan kondisi fisik kota yang menguntungkan milisi ISIS tersebut ternyata juga membantu 'melindungi' tentara Irak dari penembak jitu.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline