Geledah Penjara, Ratusan Tahanan Ini Dikumpulkan dan Dilucuti di Lapangan

Tahanan-Penjara-Cebu.jpg
(Russia Today/Merlie Dacunos / Cebu Provincial Police Office / AFP)

RIAU ONLINE - Foto-foto ratusan tahanan duduk tanpa pakaian di sebuah penjara di Cebu, Filipina yang beredar di media sosial memicu reaksi keras kelompok Hak Asasi Manusia (HAM).

Foto-foto yang dirilis oleh Drug Enforcement Agency (PDEA), sebauh badan anti narkoba di Filipina itu diambil saat polisi melakukan penggerebekan mencari obat-obatan terlarang di penjara itu. Sementara, ratusan narapidana duduk di lapangan tanpa sehelai pakaian di bawah lampu sorot dan diawasi polisi bersenjata.

Petugas penjara, Rafael Espina mengatakan pada penggerebekan yang terjadi Selasa, 28 Februari 2017, itu para tahanan bangun sebelum fajar dan dikumpulkan di ruangan segi empat penjara. Kemudian agen anti-narkoba, polisi, dan staf militer menggeledah sel-sel tahanan mereka.

Baca Juga: 517 Tahanan Penjara Ini Meninggal Akibat Kelalaian Medis

Juru bicara PDEA, Derrick Carreon mengatakan para tahanan ditelanjangi dan dikumpulkan atas perintah Gubernur dan para penjaga. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari standar operasi prosedur untuk mendeteksi adanya penyelundupan barang-barang terlarang.

Dilansir dari Russia Today, sebuah pernyataan yang dikeluarkan badan anti narkoba Filipina menyebutkan beberapa paket dari metamfetamin dan daun ganja, dilengkapi pisau serta ponsel, ditemukan dalam penggerebekan itu. Alhasil, Kepala Penjara Provinsi Cebu telah dipecat.


Penggeledahan dan dilucutinya pakaian para tahanan menuai reaksi keras dari kelompok HAM. Amnersty Internasional melalui pernyataannya mengatakan bahwa tindakan itu adalah perlakuan yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan tahanan.

Klik Juga: 200 Narapidana Di Penjara Ini Kabur

Kecaman juga datang dari Human Rights Watch (HRW), yang mengatakan bahwa standar internasional melarang penggeledahan yang mengintimidasi. "Tidak perlu mengganggu privasi tahanan," kata HRW dalam pernyataannya.

"Pelaksanaan penggerebekan itu, foto-foto tak sepantasnya dan memungkinkan untuk disebar adalah tindakan tidak manusiawi dan merendahkan serta melanggar hak-hak para tahanan," lanjutnya.

Insiden ini telah mempertajam sorotan terhadap "perang melawan narkoba" yang dicanangkan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang telah menyebabkan kematian terhadap lebih dari 7.000 orang sejak Juni 2016.

Kampanye ini telah memicu kritik dari pemerintah di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB. Meski kritik internasional terus terjadi terhadap kampanye itu, Duterte telah berulang kali berjanji untuk melanjutnya kampanye "perang melawan narkoba" itu hingga masa jabatannya berakhir.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline