80 Orang Tewas Usai Truk Kerumunan Massa di Perancis

Serangan-Perancis.jpg
(VOA INDONESIA)

RIAU ONLINE - Sebuah truk menabrakkan diri ke kerumunan orang-orang yang tengah meninggalkan peringatan Hari Bestille pada Kamis, 14 Juli 2016 malam di Nice, Perancis. Akibatnya, sedikitnya 80 orang tewas dan 100 orang mengalami luka-luka.

 

Presiden Perancis Francois Holland menyatakan bahwa serangan tersebut sudah tidak bisa dipungkiri merupakan serangan teroris.

 

“Tidak ada yang akan membuat kita mengalah dalam melawan teroris”, tegas Hollande dalam pidatonya Jumat, 15 Juli 2016 dini hari, seperti diberitakan VOA Indonesia, Jumat, 15 Juli 2016.

 

Hollande menyebut serangkaian serangan di Paris November lalu dengan mengatakan seluruh wilayah Perancis terancam oleh kelompok militan ISIS.


 

“Perancis secara keseluruhan kini berada di bawah ancaman teroris ISIS. Kita harus menunjukkan kewaspadaan penuh dan tekad yang bulat," tegasnya.

 

Diketahui penyerang yang telah ditembak mati aparat tersebut merupakan warga Perancis berusia 31 tahun keturunan Tunisia yang tinggal di Nice, namun belum dapat dipastikan apakah ia bekerja bagi ISIS atau tidak. Menurut Hollande, pihak berwenang masih akan memastikan identitasnya.

 

Dengan adanya insiden penyerangan tersebut keadaan darurat di Perancis yang semula dijadwalkan akan berakhir akhir Juli ini, menjadi diperpanjang selama tiga bulan ke depan dan sekitar 10 ribu pasukan militer tambahan akan dipertahankan beroperasi pasca serangan Nice. Ia juga menegaskan Perancis akan memperkuat perannya di Suriah dan Irak.

 

Pengemudi truk mempercepat laju kendaraan dan menabrak kerumunan massa di kota Nice, yang sedang menikmati perayaan Hari Bastille atau dikenal sebagai hari kemerdekaan Perancis.

 

Kementerian Dalam Negeri Perancis mengukuhkan jumlah korban tewas dan mengatakan sang pengemudi “dilumpuhkan” oleh polisi. Beberapa polisi juga mendapati bahan peledak, granat dan senjata api lain di bagian belakang truk.

 

Sumber: VOA INDONESIA