Puluhan Ribu Rakyat Malaysia Tuntut Reformasi

DEMO-RAZAK.jpg
(BBC INDONESIA)

 


RIAUONLINE, KUALA LUMPUR - Puluhan ribu orang memenuhi jalanan Kuala Lumpur dan beberapa kota Malaysia, menuntut turunnya PM Najib Razak terkait aliran dana RM2,6 miliar atau lebih dari Rp,9 triliun ke rekeningnya.

 

Perempuan lelaki, tua muda berbaju kuning lambang oposisi tumpah ruah di jalanan dalam aksi yang disebut Bersih. Salah seorang penyelenggara aksi, Maria Chin Abdullah, menegaskan rakyat metunt agar Perdana Menteri Najib Razak mundur secepatnya.

 

"Tujuan kita adalah agar Najib 'undur'," seru Chin dalam orasinya di hadapan para demonstran.

 

Unjuk rasa dipicu terungkapnya aliran dan terhadap rekening PM Najib Rajak. "Kita sampaikan pesan bagi para anggota parlemen dan partai politik dan siapapun di parlemen, bahwa kita inginkan diajukannya mosi tidak percaya untuk Najib," katanya pula.

 

Dan massa menyahutnya dengan teriakan lantang, "setujuuuu!"

 

Unjuk rasa ini akan berlanjut hingga hari Minggu (30/82015). Dan sebagian demonstran siap untuk bertahan di posisi mereka sepanjang malam.

 

Salah satunya, Fathi Faruq, seorang insinyur berusia 27 tahun. warga Malaysia tersebut sudah datang sejak pagi, bersama sejumlah kawannya. "Saya ingin mengungkapkan pendapat saya, seperti banyak kawan lainnya, yang menginginkan pemerintahan yang bersih, karenanya saya pikir PM Najib harus turun."

 


Untuk itu, katanya, ia akan bertahan selama mungkin dalam aksi yang akan berlangsung hingga Minggu.
Sabtu (29/8/2015) malam, katanya, akan ada sejumlah orasi yang ia akan hadir.

 

"Sebetulnya turunnya Najib tidaklah cukup," kata Faruq pula.

 

PM Najib menyatakan, aliran uang itu merupakan sumbangan yang tak bermasalah "Kalau pun dia turun, terus diganti wakilnya, dan pemerintahan berjalan sama saja, ya tidak ada artinya."

 

"Kami ingin terjadinya suatu evolusi, atau reformasi, agar politik Malaysia lebih matang dan maju," tegasnya.
Ia menunjuk empat tuntutan Bersih4 yang juga terpampang di berbagai tempat, juga di punggung kaos kuning para pengunjuk rasa: Pilihan Ray (Pemilu) Bersih, Kerajaan (pemerintahan) Bersih, Selamatkan Ekonomi, Hak Membantah (Berpendapat).

 

"Saya kira Najib harus mundur, pemerintahan bubar, dilangsungkan Pemilu Sela" tandas Fathi Faruq.

 

Dan yang harus diperjuangkan terus untuk Malaysia, kata Fathi lagi, adalah hak membantah, atau kebebasan berpendapat, yang selama ini sangat dibatasi di Malaysia.

 

Bagaimana kalau PM Najib kukuh tak mau mundur? "Tak soal. Mahathir dulu 20 tahun berkuasa, kami berjuang lama, akhirnya dia mundur. Jadi kami akan berjuang terus," kata Fathi Faruq.

 

Unjuk rasa sehari menjelang peringatan 58 tahun kemerdekaan Malaysia ini, para aktivis pro demokrasi dari kelompok Bersih juga menggelar aksi di kota-kota besar lain seperti di Kota Kinabalu dan Kuching.

 

Pihak keamanan semula menolak memberikan izin demonstrasi yang diajukan kelompok Bersih. Namun toh unjuk rasa berlangsung tanpa insiden, kendati penjagaan keamanan tampak ketat di seantero kota. Semula polisi menyatakan tidak akan memberi izin, namun unjuk rasa berlangsung tanpa masalah. Hari Sabtu kemarin bertepatan pula dengan gladi resik perayaan Hari Merdeka Malaysia yang ke 58.

 

PM Najib dalam blognya mengatakan ia tak ingin adanya "provokasi," dan bahwa "apapun ketidak-sepakatan dan kesalah-pahaman di antara kita, Hari Merdeka tidaklah pantas digunakan sebagai panggung bagi sengketa politik. PM Najib dituding menerima RM2,6 miliar, dari 1MDB, lembaga yang ia dirikan tahun 2009 untuk mencoba membuat Kuala Lumpur menjadi sebuah pusat keuangan.

 

Para menteri mengatakan, tak ada yang keliru ihwal dana itu, karena merupakan "sumbangan politik" biasa dari sumber-sumber Timur Tengah yang tak disebut jati dirinya, 1MDB sendiri mengatakan tak pernah memberikan uang pada PM Najib dan menuding semua tuduhan itu sebagai "tak berdasar."

 

PM Razak dan mantan orang kuat Mahatir Mohamad yang kini menyerukannya agar mundur. Namun bekas orang kuat Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa ia tak percaya uang itu merupakan sumbangan, dan menyerukan PM Najib untuk mundur. Sejauh ini PM Najib masih menikmati dukungan penuh koalisi Barisan Nasional yang berkuasa, serta partainya, UMNO.

 

Awal bulan ini, pihak berwenang membekukan dua surat kabar dan memblokade akses terhadap situs web yang melaporkan skandal menyangkut 1MDB. Langkah ini menimbulkan protes besar.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline