Rupiah Melemah, Berdampak Positif Bagi Riau?

Ilustrasi-kurs-mata-uang.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Mata uang Rupiah yang ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat, 25 Mei 2018 kemarin berada di level Rp 14.237 per dolar AS seharusnya dapat membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di Riau.

Itu karena Riau merupakan ladang besar bagi tanaman sawit sampai turunannya. Dilansir dari laman bisnis.com bahwa kelapa sawit hingga produk turunannya mampu menopang perekonomian daerah hingga mencapai 39,31 persen.

Kontribusi sawit dan turunannya lebih besar dari pada sektor pertambangan dan penggalian yang sumbangannya pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau tahun 2016 mencapai 22,65 persen.

"Persoalan kurs Rupiah terhadap dolar AS untuk ekonomi Riau terhadap komoditi kita kan besarnya kan Crude Palm Oil (CPO). Nah, CPO itu kan ekspor. Harusnya bagi ekonomi kita kan positif," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi, Sabtu, 26 Mei 2018.


Tambahnya, industri kelapa sawit Riau juga tidak berbahan baku impor. Itu karena ditanam di atas tanah dan bersumber Daya Alam (SDA) yang ada Riau. Sehingga tidak menambah runtuhnya ekonomi daerah.

"Karena industri kita tidak berbahan baku impor. Justru berorientasi ekspor yang berbahan baku domestik. Apalagi berbasis SDA. Mestinya kenaikan kurs dolar itu berdampak positif terhadap ekomomi Riau," jelasnya.

"Berbeda dengan wilayah tetangga kita, Batam. Saya kan pernah di sana. 80 persen bahan baku itu berbasis impor ditambah barang modal. Tatkala produksi berorientasi ekspor, tapi bahan bakunya impor. Artinya mereka sangat ketergantungan terhadap kurs," tutupnya.