Hadapi MEA, Pekanbaru Tingkatkan Kualitas Produksi UMKM

Sidak-Wako-Firdaus-MT-di-Hari-Pertama-Kerja.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/MIFTAHUR RIZQI)

Penulis: Wilna Sari

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pelaksanaan program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di awal tahun 2016 ini memang belum begitu terlihat penerapannya. Namun, beberapa bulan ke depan pengaruh itu akan mulai tampak terutama di sektor perekonomian dan bisnis yang dijalankan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

 

Hal tersebut dibenarkan oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus dalam siaran RRI Pro 1 Pekanbaru pagi tadi. Dia mengatakan seiring waktu kesiapan menghadapi MEA harus terus dilakukan, meski untuk saat ini pengaruhnya belum begitu terlihat di Riau.

 

“Di awal tahun ini, program MEA memang belum terasa. Tapi, lihat dua atau tiga bulan lagi, itu sudah mulai terlihat bagaimana MEA bekerja,” katanya, Selasa (12/1/2016).

 

Meskipun Riau masih berproses mempersiapkan infrastruktur, pemasaran, maupun mental pengusaha dalam menghadapi MEA ini, pemkot sudah bersinergi dengan para perangkat daerah untuk bekerja sama membangun pengembangan UMKM.

 

“Bagaimana pun harus siap, apalagi Riau bersentuhan langsung dengan beberapa jiran. Ini pintu masuk bagi negara-negara tersebut untuk datang ke Tanah Air. Jadi kita harus optimis program ini akan menguntungkan untuk Riau,” katanya.

 

Terlebih, jauh sebelum MEA ini benar-benar diterapkan, kata dia, Riau juga sudah bersaing sejak dulu dengan produk impor negara lain.


 

“Bisa dilihat, kalau di Pasar Bawah itu makanan atau barang yang diimpor dari Malaysia dan Thailand. Jadi, sebelum MEA pun sebenarnya kita sudah biasa bersaing dengan negara-negara tersebut. (BACA: Ingin Patenkan Produk? Silakan ke Dinas Koperasi dan UMKM Pekanbaru)

 

Hanya saja menurut Firdaus, kelemahan produk lokal terletak pada tampilan kemasan. Performa produk di Riau belum sebagus kemasan barang impor.

 

"Karenanya, agar produk di Riau punya daya saing, kami memberikan pengembangan keterampilan kepada UMKM untuk dapat mengemas produk dan meningkatkan kualitas barang dari sebelumnya,” katanya.

 

Kepala Dinas Koperasi UMKM Pekanbaru Ingot Hutasuhut dalam dialog tersebut mengatakan pelaksanaan MEA yang tengah berlangsung sudah diawali dengan berbagai persiapan. Sehingga kini para pelaku UMKM telah siap secara mandiri maupun kelompok.

 

“Mereka (pelaku UMKM) sudah banyak yang tergabung dalam asosiasi usaha. Tidak sedikit juga pengembangan dan terobosan yang sudah dibuat,” katanya.

 

Kata Ingot, secara strategi sudah menyiapkan tiga langkah yang jelas untuk menghadapi MEA ini dari persiapan hingga berlanjut pada pelaksanaan serta pengembangan yang terjadi dalam jalannya program tersebut.

 

“Ada tiga aspek yang menjadi strategi. Di antaranya memperkuat aspek legalitas usaha. Nantinya, pertimbangan konsumen dalam membeli produk adalah indikator legalitas usahanya. Saat ini walikota sudah mengeluarkan Peraturan Wali Kota Nomor 96 Tahun 2015 tentang pendelegasian kewenangan untuk memberikan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) kepada pelaku usaha mikro kecil. Spiritnya, bagaimana pelaku usaha dapat mengurus perizinan ini dengan cepat, dekat dan gratis. Kalau dulu mengurusnya ke walikota, sekarang bisa ke camat dan harus dijawab dalam satu hari tanpa bayar. Langkah ini sudah berjalan, bahkan sudah sekitar 1600 izin yang dikeluarkan,” katanya. (KLIK: Harga Telur, Bawang dan Cabe Merah Naik)

 

Berikutnya strategi memberikan perluasan pengayaan akses permodalan. Cara ini sudah dilakukan pihaknya dengan menggandeng pemerintah kota untuk bekerja sama dengan salah satu bank penyalur kredit usaha rakyat.

 

“UMKM yang punya izin usaha kami minta untuk lebih diprioritaskan menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR), tentunya sesuai pertimbangan dan syarat yang ditentukan oleh bank. Kami juga optimalkan koperasi. Dari 58 kelurahan di Pekanbaru, instrumen yang bisa kita manfaatkan yaitu usaha ekonomi kelurahan simpan pinjam (UEK-SP)," katanya.

 

Terakhir dilakukan dengan memberikan ruang kepada UMKM untuk tampil dan bersaing. Dari laporan Ingot, untuk langkah ini pihaknya sudah berkomunikasi dengan asosiasi pengelola pasar modern di Pekanbaru.

 

“Ada tujuh mal di Pekanbaru yang sudah kita gandeng dengan masing-masing rancangan yang telah mereka buat. Kemudian, baru-baru ini kami juga sudah siapkan sentra pasar buah dan oleh-oleh bekerja sama dengan Metropolitan City (MTC) Panam dan 20 space khusus untuk agro,” katanya.