Sejarah Islam di Myanmar, Sudah Lama Muslim Rohingya Menderita

ILUSTRASI-Muslim-Rohingya.jpg
(ANTARAFOTO.COM)

RIAU ONLINE - Di Myanmar umat Muslim menjadi kaum minoritas. Meski demikian, mereka tetap berpegang teguh pada agamanya. Kini, Muslim di Myanmar tengah dihadapkan dengan ujian yang sangat berat. Keberadaan mereka di negaranya telah menjadi tempat yang sudah tidak aman lagi. Padahal, Muslim masuk ke negara Myanmar datang dengan perdamaian.

 

Sejarawan menyebutkan umat Islam tiba di wilayah Arakan bertepatan dengan masa Daulah Abbasiyah yang tengah dipimpin Khalifah Harun al-Rasyid. Kaum muslimin tiba di wilayah tersebut melalui jalur perdagangan. Dengan damai, bukan peperangan atau penjajahan.

 

Selama abad 3,5 abad berdiri sebuah kerajaan Islam yang berdiri sendiri di bawah pimpinan 48 raja. Kerajaan dibangun karena umat Islam semakin banyak dan terkonsentrasi di suatu wilayah. Kerajaan Islam berdiri dari tahun 1430-1784 M.

Baca Juga: Mengerikan, Militer Myanmar Hancurkan Ribuan Rumah di Lima Desa Muslim Rohingya

 

Dilansir dari ISLAMPOS.COM, banyak peninggalan-peninggalan umat Islam di wilayah tersebut. Di antaranya, masjid-masjid dan madrasah-madrasah. Masjid yang terkenal adalah Masjid Badr di Arakan dan Masjid Sindi Khan yang dibangun pada 1430.

 

Pada 1824 M, Inggris menguasai Burma. Kerajaan Britania itu menggabungkan wilayah itu dengan persemakmurannya di India. Maka, jadilah Burma sebuah wilayah kerajaan Inggris tersendiri yang bernama Burma Britania. Tidak bernaung di wilayah India lagi.


 

Hingga pada 1942 M, kaum Muslimin Rohingya dihadang bencana besar. Kaum Buddha Magh membantai mereka dengan dukungan senjata dan materi dari saudara Buddha mereka Suku Burma dan suku-suku lainnya.

Klik Juga: Tindas Muslim Rohingya, Dalai Lama: Biksu dan Suu Kyi Jangan Diam

 

Lebih dari 100 ribu muslim tewas, sebagian besar adalah wanita, orangtua dan anak-anak. Pedih dan mengerikannya peristiwa itu membuat atusan ribu lainnya melarikan diri ke Burma. Bahkan hingga saat ini, peristiwa itu masih menyisakan trauma bagi kalangan tua yang menyaksikan peristiwa itu.

 

Tahun 1947 M, Burma mempersiapkan deklarasi kemerdekaannya di Kota Panglong. Semua suku terlibat dalam persipan itu, kecuali Muslim Rohingya. Tepat pada 4 Januari 1948, akhirnya Inggris memerdekaan Burma secara penuh disertai persyaratan masing-masing suku bisa memerdekakan diri dari Burma jika mereka menginginkan.

 

Namun, terjadi persilisihan pada poin tersebut. Mereka tetap menguasai wilayah Arakan dan tidak mendengarkan suara masyarakat muslim Rohingya dan Buddha Magh yang ingin merdeka. Bahkan, Muslim Rohingya diintimidasi.

Lihat Juga: Myanmar Sahkan 4 UU Anti-Islam

 

Sejarah itu, mengungkap bahwa ternyata sudah sejak lama kaum Muslim Rohingya mengalami berbagai penderitaan. Namun sungguh, mereka sangat kuat. Buktinya, hingga saat ini, beberapa Muslim Rohingya ada yang memilih untuk tetap tinggal di tempat yang sebenarnya adalah kampung halaman mereka.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline