Inilah Komandan Brimob Ranger yang Angkat Senjata Demi Bela Prajuritnya

Ajun-Komisaris-Besar-Polisi-Hartino.jpg
(INSTAGRAM MATAPADI)

RIAU ONLINE - Jenderal (Pol) Anton Soedjarwo, Inspektur Jenderal Polisi K.E. Loemy, Inspektur Jenderal Polisi Soetrisno Ilham memang begitu melegenda dikalangan pasukan Brimob Ranger.

 

Namun, diantaranya ada satu nama yang cukup disegani dan menjadi kontroversial. Ajun Komisaris Besar Polisi Hartino. Dia adalah satu diantara dua perwira polisi yang lolos pendidikan Ranger angkatan I tahun 1959. Saat berusia 30 tahun Ia menempati posisi sebagai Wafan Kompi A berpangkat Ipda.

 

Mereka yang pernah menjadi bawahan langsung merasakan betul tantangan menjadi Ranger. Bahkan aksi nekatnya membuat beberapa anak buahnya mengira jika sang komandan memiliki jimat.

 

Sepak terjang Hartino di medan pertempuran juga seringkali membuat anak buahnya kewalahan. Para anggota Kompi A selalu teringat bahwa US Carabine milik Ipda Hartino menjadi senapan pembuka serangan dalam berbagai medan tempur.


 

Ipda Hartino kenang sebagai pribadi yang cenderung keras bahkan 'pemberontak'. Meski demikian, Ipda Hartino merupakan sosok komandan yang selalu melindungi anak buahnya, dilansir dari Instagram MATAPADI.

 

Terbukti, saat dalam sebuah penugasan Ipda Hartino bersitegang dengan seorang komandan detasemen dari Brimom organik. Dia bahkan menodongkan senapan AR-15 yang dibawanya kepada sang komandan detasemen demi membela anak buahnya, seorang prajurit Ranger yang dianggap melanggar aturan detasemen. Ketegangan mereda setelah sang komandan detasemen yang berpangkat Ajun Komisaris itu pucat.

 

Sikap idealisme dan kejujuran Ipda Hartino juga patut menjadi teladan. Setelah penugasan dalam operasi Trikora, Ipda Hartino mendapat kenaikan pangkat menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP) dan ditugaskan untuk memimpin sebuah kompi Brimob organik di Sulawesi.

 

Kabar itu diketahui oleh anak buahnya, kemudian mereka menyiapkan tiga truk pengangkut untuk membawa barang-barang bawaan sang komandan. Namun, ternyata sang komandan hanya membawa sebuah ransel kecil yang berisi pakaian dinas dan kesehariannya. Akhirnya, tiga truk pengangkut itu kembali dalam kondisi kosong.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline