Walau Ditunda, Hamil Tua Kendy Jumpai Agus Hadi di Lapas

Regu-Tembak-Eksekusi-Mati.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ditundanya eksekusi mati terhadap dua warga Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Pujo Lestari dan Agus Hadi, Jumat dinihari, 29 Juli 2016, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakmbangan, menjadi catatan tersendiri bagi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS). 

 

KontraS diminta secara khusus oleh keluarga Agus Hadi untuk mendampingi dan menemui kedua terpidana mati tersebut untuk terakhir kalinya. Sayangnya, H-1, Kejaksaan Agung hanya memperbolehkan keluarga inti untuk masuk, dengan alasan harus bergantian bersama keluarga terpidana mati lainnya.

 

"Meski pihak dari KontraS (identitas harus saya rahasiakan) sudah membawa Surat Kuasa dari pihak keluarga, namun tetap dipersulit dengan alasan harus ada Kartu Advokat," kata Kepala Divisi Kepala Divisi Pembelaan Hak Sipil dan Politik KontraS, Putri Kanesia, dilansir RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 30 Juli 2016, dari laman Facebook KontraS. 

 

Baca Juga: Demi Tuhan, Mbak, Saya bukan Bandar, Tolong saya, Mbak

 

Puteri menjelaskan, padahal tidak ada aturan jika mengunjungi narapidana harus bawa Kartu Advokat, apalagi sudah ada surat kuasa). Lagi pula, tuturnya, ini merupakan permintaan terakhir terpidana mati.


 

"Sangat disesalkan mengapa hingga menjelang pelaksanaan eksekusi ini, masih saja kami yang ingin bertemu dengan terpidana mati untuk terakhir kalinya dipersulit," kata Putri menyesalkan.

 

Teman sejawat dari KontraS akhirnya menitipkan pesan kepada Kendy, anak tertua Agus Hadi dan Yuliana, anak Agus Hadi tengah hamil untuk meminta maaf, karena kami gagal memenuhi permintaan terakhirnya bertemu Pujo dan Agus Hadi.

 

"Kami tetap meminta Pujo dan Agus Hadi terus berdoa agar ada keajaiban atas kasusnya," kata Puteri meminta kepada keduanya. 

 

Sore harinya, kedua anak Agus Hadi menemui kawan Puteri dari KontraS usai keluar dari Lapas Batu Nusakambangan, Cilacap. "Bapak titip pesan tadi, Bapak mohon untuk diberi kesempatan. Bapak juga minta pakaian baru," kata Puteri menirukan perkataan Kendy. 

 

Klik Juga: Inilah Jejak Kasus yang Menunda Eksekusi Mati 2 Warga Selat Panjang

 

Ia mengatakan, pembicaraan kemudian terhenti. Pasalnya, Kendy terus menangis. Teman dari KontraS pun segera menghubungi Puteri dan meminta untuk berbicara dengan Kendy.

 

"Sambil berusaha tegar, saya mencoba menguatkan hati Kendy dan memintanya tetap kuat. Saya juga khawatir dengan kondisi psikis Yuliana yang dalam keadaan hamil namun hanya memiliki satu kali kesempatan saja untuk bertemu Bapaknya," katanya. 

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline