Freddy Budiman dan Misteri Setoran Ratusan Miliar ke BNN serta Polisi

Freddy-Gunawan.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINEUsai dinyatakan meninggal dunia tertembus peluru Regu Eksekutor dari Brimob Polda Jawa Tengah, khalayak dihebohkan dengan sebuah catatan dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengenai kesaksian Haris Azhar, mantan petinggi lembaga tersebut. 

 

Dalam posting-an yang diunggah ke laman Facebook milik KontraS pada Kamis, 28 Juli 2016, pukul 20.22 WIB, disebutkan jika Freddy Gunawan selama menjadi bandar narkoba telah menyetorkan uang Rp 4509 miliar ke Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Rp 90 miliar ke pajabat tinggi Mabes Polri. 

 

Tak hanya itu, juga disebutkan adanya 'titipan' angka untuk setiap butir ekstasi yang diselundupkan dari China ke Indonesia, sebelum dijualbelikan ke pelanggan di tingkat bawah. Haris Azhar mengaku, ia berjumpa dengan Freddy pada 2014 silam, dan berbincang-bincang dengan sang bandar. 

 

Baca Juga: Jelang Ditembak Mati, Freddy Minta Nasi Padang dan Doakan Anak Jadi Ustaz

 

Tak hanya itu, Haris Azhar juga menuliskan kesaksiannya jika Kepala Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Sitinjak, juga pernah diminta untuk mencopot dua kamera pengintai (CCTV) yang dipasang di Lapas tersebut oleh pejabat BNN. Kamera ini mengawasi Freddy saban hari.

 

Menanggapi tersebut, Humas BNN, Slamet Pribadi, dilansir dari BBC Indonesia mengatakan, mereka masih mendalami tuduhan tersebut dan belum bisa memberikan komentar resmi.

 

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Riyanto, mengatakan mereka sulit menelisik kebenaran tuduhan ini, karena terpidana sudah dieksekusi dan tidak ada informasi apapun terkait nama-nama penerima uang.

 


"Informasi seperti ini harusnya disampaikan kepada pihak yang berkompeten termasuk Polri supaya bisa segera kita tindaklanjuti dan telusuri. Jika sekarang baru muncul sementara mereka yang terkait sudah meninggal, ke mana kita mau cek dan telusuri?" katanya. "Kecuali ada namanya, terima berapa, kalau tidak ada namanya masa 400.000 polisi mau ditelusuri?"

 

Agus juga mempertanyakan motif Haris yang menerbitkan tulisan itu jelang eksekusi, bukan pada 2014 ketika dia bertemu Freddy. Freddy merupakan satu dari empat terpidana mati yang dieksekusi oleh regu tembak Jumat dinihari. Ia divonis bersalah lantaran menyelundupkan 1,4 juta pil ekstasi dari Cina pada 2011.

 

Klik Juga: Indonesia, Negara Terbanyak Eksekusi Mati Bandar dan Pengedar Narkoba

 

Wakil ketua koordinator Kontras, Puri Kencana Putri, mengatakan pemerintah harus segera merespons temuan Kontras ini. "Saya yakin temuan-temuan ini sudah banyak ditemukan diluaran sana, ini mungkin sudah jadi rahasia umum ada keterlibatan oknum, tetapi yang dikejar hanya aktor-aktor bawahnya," katanya. 

 

"Jaksa Agung mengatakan kita tetap istiqomah melawan narkoba. Ngaca dulu deh, yang dilakukan aparat keamanan itu, apa yang terjadi," kritiknya. 

 

Haris Azhar dalam tulisannya mengatakan, ia bertemu Freddy Budiman pada 2014 lalu, menghadiri sebuah undangan dari sebuah organisasi gereja aktif melakukan pendampingan rohani di Lapas Nusa Kambangan. "Melalui undangan ini, saya berkesempatan untuk bertemu dengan sejumlah narapidana."

 

Tulisan di halaman Facebook KontraS ini langsung dibanjiri ragam komentar. Di antaranya, Ganja Indonesia, menuliskan, "xixixixi dah rahasia umum di kalangan kami pejabat pemerintahan minta jatah. sing sabar. menunggu gatot kaca sajah yang bisa membela kebenaran di indonesia ini,". 

 

Sedangkan, Mardiansyah Iyang "makanya Freddy harus di hukum mati secepatnya, takut kebongkar org2 yg pernah makan duitnya Freddy, kl Freddy hilang tenang deh..."

 

Lihat Juga: Inilah Jam-jam Mendebarkan bagi Terpidana Mati Jelang Eksekusi

 

Lalu, Zainal Abidin, Sudah bukan rahasia umum,anak tk pun tau kl bisnis narkoba ini melibat kan keAPARAT..jd gk ada lain jaga diri dan klg masing2.. Netizen lainnya, Robert Nainggolan, mengapa cerita ini muncul saat eksekusi tinggal menunggu hari?

 

Ily Jengkolku Lagu lama, bahkan kawan saya yg di ini bnn aja tiap minggu harus setor 20 juta.. Puspa Kusuma Bunga, ini serius hasil wawancara dgn Freddy Budiman? kalau memang betul dia diwawancarai tahun 2014,kenapa tulisan ini tidak dipublikasikan tahun itu jg? kenapa hrs beberapa saat sebelum FB dieksekusi? atau memang sengaja menebar berita hoax agar tdk bisa dikonfirmasi kebenarannya kepada FB karna FB sdh mati?

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline