Sore Ini, HMI dan Buruh Kebersihan Dirikan Tenda di Kantor Wako Tuntut Upah

Pekerja-Kebersihan-Geruduk-Kantor-Wako.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru bersama ratusan buruh yang mengatasnamakan Aliansi Buruh Kebersihan (ABK) Kota Pekanbaru merasa kecewa dengan salah satu koordinator aliansi buruh tersebut yang Rabu, 22 Juni 2016, pagi tadi melakukan pertemuan secara diam-diam dengan Walikota Pekanbaru, Firdaus untuk membahas demonstrasi buruh yang dilakukan buruh siang ini.

 

Para buruh dan HMI kecewa karena pertemuan tersebut dilakukan tanpa ada pemberitahuan dan kesepakatan langsung dari pihak buruh yang lain karena hanya dilakukan seorang diri oleh Koordinator ABK Kota Pekanbaru, Purwanto di ruangan Firdaus.

 

Koordinator asal HMI, Satrio Rachmazan menilai pertemuan tersebut diindikasikan menyepakati sesuatu yang bukan kepentingan para buruh karena pertemuan tersebut dilakukan tanpa membawa dan memberitahukan unsur buruh kebersihan yang lainnya.

 

"Tadi pagi kita dapat kabar kalau Pak Purwanto diam-diam melakukan pertemuan dengan Walikota Pekanbaru di ruangannya untuk membahas demonstrasi kita dengan para buruh hari ini. Kita sangat kecewa karena pertemuan tersebut dilakukan dengan diam-diam dan tanpa sepengetahuan kita baik koordinator yang lain maupun para buruh," kata Satrio kepada RIAUONLINE.CO.ID ditemui di sela-sela aksi.

BACA JUGA: Sampah Setruk Dibuang di Pintu Pagar Rumah Dinas Wali Kota

 

Padahal menurut Satrio dan kesaksian buruh-buruh yang lain, aksi kali ini seharusnya dipimpin langsung oleh Purwanto. Namun usai pertemuan tersebut, Purwanto mangkir dan menolak memimpin aksi di muka kantor Walikota Pekanbaru. Hal ini menjadi pukulan yang cukup berat bagi para buruh dan aliansi karena salah satu koordinator simpul mereka telah dipecah oleh Pemko Pekanbaru.

 


"Kita tentu sangat kecewa dan panik tadi karena ini terjadi di luar prediksi kita. Namun karena hak buruh harus tetap diperjuangkan, maka kita sepakat bahwa HMI mengambil alih aksi kali ini, tentu dengan kesepakatan semua pihak," ujar Satrio.

 

Aksi yang dilakukan sejak pagi, hingga siang belum juga diterima oleh pihak Pemko Pekanbaru. Dari pantauan RIAUONLINE.CO.ID, sebagian pejabat Pemko Pekanbaru malah melakukan gladi jelang upacara yang dilakukan esok hari dalam peringatan hari jadi Kota Pekanbaru yang ke 232 tahun. Sikap abai yang dilakukan pihak Pemko ini membuat buruh sempat emosi dan berteriak memaki para pejabat yang melakukan gladi di lapangan depan kantor Walikota Pekanbaru.

KLIK JUGA: Pemko Pekanbaru Berutang ke PT MIG Rp 800 Juta

 

"Hebat sekali mereka melakukan gladi seolah tak melihat kita yang panas-panasan di sini meminta hak kita. Padahal mereka dari tadi juga melihat kita, tapi tak ada satupun yang menemui kita. Pemerintah macam apa itu," keluh salah seorang buruh sambil berteriak.

 

Satrio menjelaskan bahwa mulai hari ini mereka bersama para buruh akan membuka tenda di depan kantor Walikota Pekanbaru hingga hak upah mereka selama dua bulan dibayar oleh pihak Pemko. Mereka menolak untuk bernegosiasi lagi karena mereka sudah lelah dan bosan dengan janji-janji pemko yang tak pernah ditepati.

 

"Kita mulai sore ini akan buka tenda sebagai bentuk tuntutan kita. Bahkan kita tak peduli kalau besok pagi di sini akan ada upacara peringatan hari jadi kota Pekanbaru. Biar publik tahu bahwa Pemko Pekanbaru gagal memberikan kesejahteraan bagi para masyarakatnya," tandas Satrio.

 

Sekitar ratusan orang buruh kebersihan kontrak PT Multi Inti Guna (MIG) melakukan aksi demonstrasi di muka kantor Walikota Pekanbaru. Demonstrasi dilakukan untuk menuntut dibayarkannya gaji mereka yang belum dibayar oleh Pemko Pekanbaru bulan April dan Mei 2016.

LIHAT JUGA: Mardianto: Pengangkutan Sampah di Pekanbaru Gagal

 

Demonstrasi kali ini merupakan aksi ketiga yang dilakukan untuk menuntut Pemko menepati janjinya yang akan membayarkan gaji mereka yang seharusnya dibayar beberapa hari lalu. Namun hingga kini Walikota Pekanbaru, Firdaus masih belum menepati janjinya kepada 412 buruh yang gajinya belum dibayar.

 

Gaji selama dua bulan para buruh yang harus dibayarkan oleh Pemko Pekanbaru sebanyak Rp4,2 juta perorangnya. Gaji tersebut sudah termasuk tunjangan dan bonus yang disepakati dalam kontrak kerja mereka. Jadi jika dihitung secara kasar jumlah gaji yang harus dibayar dengan jumlah buruh 412 orang yang haknya harus dibayar, Pemko Pekanbaru harus mengeluarkan anggaran senilai Rp1,73 miliar lebih.

 

Simak berita Pekanbaru Kota Sampah lainnya dengan klik di sini.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline