Kenapa Pejabat Riau Banyak Tersandung Korupsi? Ini Kata KPK

ILUSTRASI-KORUPSI-2.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Hingga April 2016 ini, sudah 25 pejabat pemerintahan dan politisi di Riau dijebloskan penjara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

 

Selain gaya hidup mewah, ternyata minimnya pejabat birokrasi Pemerintah Daerah di Provinsi Riau, untuk melaporkan harta kekayaannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan maupun institusi terkait lainnya, juga pemicu korupsi merajalela di Bumi Melayu ini. 

 

Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang mengatakan, faktor ini alasan atau faktor paling kuat mengapa kasus korupsi terus berulang di Riau sejak beberapa periode kepemimpinan berganti.

 

Baca Juga: Gaya Hidup Mewah Alasan Koruptor Rampok Uang Rakyat

 

Ini bisa dilihat dari data, tuturnya, dari total pejabat yang ada, eksekutif hanya melaporkan 50,57 persen saja. Sedangkan legislatif lebih rendah lagi, 34,43 persen.


 

"Ini bukti betapa rendah kesadaran moral pejabat di Riau untuk melaporkan harta kekayaannya. Padahal ini dilakukan untuk memperjelas dan mencegah terjadinya potensi korupsi kerap terjadi di daerah," ujar Saut, Rabu, 13 April 2016, dalam Rapat Koordinasi dan Supervisi Pencegahan dan Penindakan Korupsi Terintegrasi oleh KPK di Pekanbaru. 

 

Saut mengimbau para pimpinan daerah dan seluruh penyelenggara negara di Riau, untuk ikut meningkatkan komitmen anti-korupsi sehingga tata kelola pemerintah bisa berjalan dengan bersih, transparan dan akuntabel.

 

Rakor Pencegahan KPK

WAKIL Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, hadir dalam acara Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Riau, Rabu, 13 April 2016, di9 Balai Serindit, Gubernuran Riau, Jalan Diponegoro.

 

"KPK akan terus mendorong Pemprov Riau untuk menjalankan rekomendasi dan memantau keberlangsungan rencana aksi. Kita juga berharap masyarakat bisa ikut melakukan pengawasan dengan efektif dan tidak permisif pada tindak pidana korupsi sekecil apapun," tandas Saut.

 

Klik Juga: Andi Rachman Ajak Birokrat di Riau Jangan Korupsi

 

Sebelumnya, Saut juga mengatakan, pola gaya hidup mewah menjadi alasan koruptor untuk merampok uang rakyat, bukan karena faktor kebutuhan ataupun desakan ekonomi. 

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline